Sabtu, Maret 14, 2009

Mahalnya Sebuah Kejujuran, Sebuah Sentilan Untuk Kita Semua

Intermezo

Maaf... ya para pembaca sekalian, baru kali ini saya sempat lagi menulis. Waktu belakangan ini saya disibukkan tugas rutin, yang ternyata sangat menyita waktu. Hampir dua mingguan blog ini tidak pernah saya tengok dan diurusin lagi. Menyesal saya sudah mengabaikannya. Okelah sekarang saya mulai lagi. Tulisan ini, sengaja saya buat agak sedikit sentimentil, wujud keprihatinan saya sewaktu dalam perjalanan tugas luar daerah.

Awal ceritanya begini, bahwa ternyata perkembangan tehnologi utamanya tehnologi informasi memberikan dampak yang cukup dahsyat dalam kehidupan kita sekarang ini. Ehm ... kalau dilihat kondisi sekarang ini, dimana dunia tehnologi berkembang dengan pesat, berkembang sangat jauh dari sebelumnya, semakin memudahkan kita manusia untuk lebih berkarya dan berkreasi. Bahkan jaman sekarang ini sudah banyak orang yang bekerja tidak lagi di kantoran, cukup di rumah atau dimana saja bisa bekerja. Hm... istilah kerennya sekarang e-Office, e-Commerce dan lainnya bergantung pada pekerjaan yang digeluti oleh masing-masing orang (tentu saja mereka ini melek tehnologi).

Masalahnya sekarang adalah, ternyata media tehnologi informasi (selanjutnya saya singkat TI / IT) oleh sebagian orang dimanfaatkan untuk hal-hal yang menyesatkan. Pengalaman saya, hampir saja ditipu oleh seseorang yang menawarkan barang dengan harga yang sangat murah lewat internet, padahal harga sebenarnya mahal. Dengan segala bujuk rayu yang disampaikan melalui email, yang bersangkutan berusaha menyakinkan saya untuk melakukan transaksi. Hal yang saya lakukan sebelum melakukan transaksi, cek dan re-cek atas penawaran yang bersangkutan, apakah benar atau tidak. Dari beberapa sumber yang saya anggap layak dipercaya, saya berkesimpulan bahwa yang bersangkutan berupaya menipu. Hingga tranksaksipun batal saya lakukan.

Belajar dari pengalaman tersebut, ternyata kejahatan yang menggunakan IT belum sepenuhnya dapat dikontrol oleh yang berwajib. Saya hanya berandai-andai ini, jika kejahatan yang seperti ini terus saja berjalan, maka akan banyak sekali yang menjadi korban, sementara pelacakan terhadap pemilik situs belum dapat/tidak dapat dilakukan oleh pihak yang berwenang. Nampaknya ini suatu hal yang idealis sekali, saya hanya berpikir bahwa dimana saja orang mau berbuat jahat bisa dimana saja. Saya teringat pemeran Bang Napi (RCTI-Sergap), "Waspadalah, kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat pelakunya, tapi karena ada kesempatan".

Ya... begitulah dunia ini, ada hitam ada putih, tapi ada pula yang abu-abu.

Tidak ada komentar: